Melestarikan Budaya Bangsa Melalui Komunitas Cinta Berkain Kota Bogor

Seputar Bogor – Memasuki tahun 2013, tepatnya di tanggal 9 maret, Sita H. Agustanzil, wanita Indonesia yang cukup memiliki kepedulian besar terhadap kain-kain tradisional yang sudah jarang terlihat digunakan, membentuk sebuah komunitas yang saat ini keberadaannya sudah sangat terkenal hingga ke manca negara. Komunitas yang diberi nama Cinta Berkain ini di bentuk sebagai sarana pembinaan dan pengembangan bagi generasi mendatang untuk meneruskan tugas perlindungan dan pemeliharaan budaya busana tradisional nusantara warisan leluhur.

Sebagai Kota yang banyak menghasilkan berbagai kerajinan, khususnya kain batik yang memiliki berbagai corak dan ciri khas masing-masing, sejak tanggal 20 Januari 2016 lalu resmi menjadi cabang ke-4 yang mengukuhan diri sebagai salah satu Kota yang juga terlibat langsung dalam melestarikan salah satu warisan leluhur nusantara. Melalui Komunitas Cinta Berkain (KCB), secara tidak lansung para anggota KCB yang terdiri dari ibu-ibu dengan bermacam status sosial ini, senantiasa dengan bangga mengenakan kain dalam berbagai aktifitasnya di rumah ataupun di luar rumah.

Itje Sri Redjeki, ketua KCB Kota Bogor, yang juga salah seorang pecinta kain nusantara menuturkan. Sebagai ketua dirinya merasa bangga dengan keragaman kain yang ada di negri ini. Menurutnya, kain mampu memperkuat jati diri wanita Indonesia dan mendorong peningkatan citra bangsa di mata dunia, melalui budaya busana berkain atau sarung nusantara.

“Kain-kain tradisional Indonesia sudah dikenal sejak zaman dahulu. Kain tradisional Indonesia sangat beragam seperti, batik dari daerah pulau Jawa, Bali, tenun dari daerah Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan sebagian wilayah pulau Sumatera. Memakai kain sekarang ini sudah tidak repot lagi, banyak pengrajin kain yang sudah menciptakan model kain yang sangat mudah penggunaannya, namun aman dan di jamin tidak akan lepas saat digunakan,” ungkap wanita yang cukup enerjik tersebut.

Itje menyampaikan, saat ini KCB Kota Bogor sudah mulai terlibat dalam berbagai kegiatan yang ada di Kota Bogor. Sebagai ketua, dirinya bersama rekan-rekan pengurus sudah sering melakukan sosialisi secara langsung maupun tidak langsung diberbagai tempat, agar kain nusantara ini menjadi busana keseharian wanita di Kota Bogor yang penuh kesantunan, simple, menarik dan nyaman digunakannya.

“Meskipun KCB Kota Bogor masih terbilang muda, namun kita berusaha untuk memberikan contoh yang terbaik. Sejauh ini sudah banyak kegiatan yang telah dilakukan KCB Kota Bogor. Jumlah anggota saat ini kurang lebih mencapai 200 orang, yang terdiri dari berbagai komunitas juga. Saya yakin, keberadaan KCB mampu meotivasi para wanita di Kota ini untuk kembali bangga berkain. Ibu Dewi Pandji, selaku dewan penasihat KCB selalu memberikan masukan yang sangat berarti dalam berbagai hal. Bahkan istri Walikota Bogor sendiri sangat mendukung dan mau terlibat langsung bersama kita” ungkap Itje.

Itje berharap keberadaan kain nusantara khususnya kain yang dihasilkan para pengrajin di Kota Bogor mampu mendapat tempat khusus sebagai warisan yang menakjubkan. Bersama para pengrajin kain yang juga tergabung dalam KCB, seperti Batik Bogor Tradisiku, Handayani Geulis, Batik Mago, Pancawati, dan beberapa pengrajin batik lainnya, KCB Kota Bogor akan mampu melestarikan budaya bangsa, menegakkan jati diri perempuan Indonesia yang santun, aktif, anggun dan bermartabat. rz

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *