Sekolahnya Ambruk Belum Tersentuh Bantuan, Puluhan Pelajar Belajar di Lantai

SeputarBogor.id – Puluhan pelajar di kelas jauh yang berlokasi di RT 05/RW 01 Kampung Mulyasari, Kecamatan Sukamakmur, Kab Bogor sudah setahun belajar di lantai.

Musababnya, bangunan sekolah sederhana mereka ambruk ditelan usia. Meski sudah lama dalam kondisi memprihatinkan, Pemerintah Kabupaten Bogor belum juga turun tangan mengentaskan kebutuhan pendidikan yang menjadi hak anak bangsa itu.

Gambaran adanya kesenjangan sosial di Kabupaten Bogor bukan isapan jempol belaka. Faktanya, di kawasan pelosok desa, yang kini masuk kota aglomerasi Jakarta itu, generasi bangsa belum sepenuhnya menerima hak pendidikan layak.

Sejak bangunannya ambruk setahun yang lalu, para pelajar terpaksa mengungsi ke lantai mushola dan rumah warga sekitar.

Semangat mereka mengemban pendidikan tetap menyala, meski pemerintah setempat yang seharusnya menjadi pengayom mereka telah abai.

Ketua RT 05/RW 01 Kampung Mulyasari, Mamat mengungkapkan, kondisi memprihatinkan itu sejak lama dirasakan warganya.

“Sudah setahun ini anak-anak belajar di lantai, sejak bangunan sekolahnya ambruk. Sempat ada donatur rekan-rekan dari komunitas Vespa Bekasi untuk pembangunan, namun belum bisa menyelesaikan,” ujar Mamat.

Dirinya sudah menyampaikan kondisi sekolah yang membutuhkan bantuan itu kepada aparat setempat hingga pihak Kecamatan Sukamakmur. “Sudah kami sampaikan, namun mungkin belum ada bantuan,” ujarnya.

Sementara menurut Hasan, salah seorang dari dua orang guru yang mengajar, jumlah siswa yang dididiknya kini mencapai 38 orang untuk siswa SD dan 8 orang siswa kelas 1 SMP.

“Kalau belajar bergantian di mushola, untuk yang kelas 1, 2 dan 3 kadang digabung, disekat pergrup saja karena tidak ada ruangan lain. Yang SMP masuk siang,” ujar Hasan.

Hasan berharap, Pemerintah Kabupaten Bogor segera turun tangan memberikan fasilitas pendidikan yang layak bagi siswanya.

“Kami hanya ingin anak-anak sekolah dengan layak, seperti pelajar umumnya. Semangat mereka mengemban pendidikan sangat tinggi,” ujar Hasan yang mengabdikan dirinya sebagai guru kelas jauh sejak 2013 itu.

Selain ingin ada pembangunan pada sekolahnya, warga setempat juga meminta pemerintah segera memperbaiki kondisi akses jalan satu-satunya ke kampung mereka.

“Jalan itu kami bangun dengan tenaga warga setempat. Dulunya hanya jalan setapak saja. Semoga segera bisa dibangun,” tandasnya.

Fakta kondisi jalan rusak, perekonomian masyarakat yang mengandalkan hasil kebun dan tidak adanya fasilitas pendidikan itu didapati sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Pers Motor Club (PMC).

PMC juga mendapati tidak adanya sinyal ponsel di kawasan yang jauh dari peradaban perkotaan itu. Untuk menuju kawasan tersebut, rombongan bikers harus melalui jalanan terjal di tebingan dan sisi jurang yang curam.

Sejumlah titik rawan longsor juga mewarnai perjalanan tim PMC saat bersilaturahmi dengan warga. (be-007)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *